Wednesday, December 30, 2015

contoh makalah tanggap darurat

Kata Pengantar
Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan keadaaan darurat secara efektif. Berdasarkan data statistik kejadian kebakaran, gedung perkantoran (bangunan umum) termasuk rentan terhadap bahaya kebakaran. Bangunan Gedung Perkantoran yangselama yang selama ini rreellaattiiff ddiiaanggapaman,sebenarnyadihadapkanberbagai nggap aman, sebenarnya dihadapkan berbagai nggap aman, sebenarnya dihadapkan berbagai potensi bahaya seperti kebakaran, gempa, banjir, dan lain-lain.. Potensi bahaya ini dianggap kecil oleh sebagian besar pemilik, pengelola maupun penghuni bangunan gedung perkantoran, karena kegiatannya hanya perkantoran, sehingga perencanaan dan persiapan untuk menghadapi keadaan darurat relatif diabaikan. Namun, jika terjadi keadaan darurat semua penghuni bangunan gedung perkantoran mengalami kepanikan dan tidak dapat merespon atau menanggapi dengan cepat karena kurang atau bahkan tidak memahami apa yang harus dilakukan.
Sebagaimana setiap akibat pasti punya dampak, maka kondisi darurat sebagai sebuah akibat juga mempunyai dampak. Tentunya penanganan keadaan darurat tidak bisa hanya sebatas pada penanganan pada ketika dan sudah terjadi dan hanya bersifat sementara, tetapi harus menyentuh substansi dan akar masalahnya. Oleh karena itu, kondisi darurat harus dipahami sebagai salah satu proses berkesinambungan dalam keseluruhan pengelolaan resiko bahaya itu sendiri.
Kepada para tim penyusun dan kontributor pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama para kontributor sehingga pedoman ini bisa terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktunya.
Sebagai langkah awal, pedoman ini tentu saja masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kepada berbagai kalangan baik pengguna maupun peminat, kami harapkan berbagai saran perbaikan untuk penyempurnaan pedoman ini.











Daftar Isi
 A. Latar Belakang 
 B. Tujuan 
C. Sasaran
D. Manfaat
E.  Ruang Lingkup
F. Dasar Hukum
G. Pengertian
Pengorganisasian Keadaan Darurat.
A.  Dukungan Top Manajemen 
B.  Organisasi Darurat 
C.  Komunikasi Darurat
D.  Sarana/Prasarana Darurat 
E.  Tranportasi Darurat 















Pendahuluan
Latar Belakang  Keadaan darurat dapat disebabkan oleh karena kegagalan teknologi, ulah manusia atau alam dapat terjadi setiap saat dan dimana saja termasuk tempat kerja, untuk itu tempat kerja perlu mempersiapkan cara penanggulangannya guna mengurangi dampak kerugian yang mungkin terjadi seperti :
•     Kecelakaan yang menimpa pada karyawan, tamu karyawan atau pihak lain dari yang teringan seperti luka sampai yang terberat atau korban jiwa mulai dari luka/trauma, gangguan mental, cacat sampai meninggal.
•     Kerusakan aset, meskipun kerugian ini bersifat finansial, namun dapat mengakibatkan kerugian secara ganda karena hilangnya proses kegiatan.
•     Terhentinya kegiatan operasi perkantoran, yang berakibat terhentinya proses bisnis yang menyangkut kredibilitas dan komitmen terhadap pelayanan pelanggan.
•     Kerusakan atau pencemaran lingkungan, merupakan kerugian yang kadang sulit untuk dinilai dalam besaran uang, karena dapat merusak citra dan dapat bersifat permanen. Pada kondisi darurat diperlukan proses pelaksanaan penyelamatan secara teknis dalam waktu singkat. Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat merupakan merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan keadaaan darurat secara efektif.  Untuk memahami seberapa besar dampak kerugian dari keadaan darurat dapat dilihat dari hasil pengumpulan data
statistik. Sebagai contoh adalah data statistik kejadian kebakaran, berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI menunjukkan bahwa potensi bahaya kebakaran pada bangunan gedung umumnya dan gedung perkantoran pada khususnya merupakan ancaman yang serius karena berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kematian serta kerugian yang cukup besar, seperti pada tabel berikut ini : Tabel 1 : Data Statistik Kejadian Kebakaran Tahun 2004 – 2009
TAHUN FREK
POKOK BENDA YANG TERBAKAR KORBAN KERUGIAN BP BU BI KD LN MATI LUKA (RP) dalam ribuan 2004 805 358 178 35 65 169 29 63 119.767.710
2005 742 334 157 31 83 127 37 35 144.683.575
2006 902 388 205 40 66 203 17 85 142.992.500
2007 855 380 201 30 82 162 15 63 168.675.120
2008 818 362 191 27 58 180 13 55 213.048.720
2009 681 293 103 46 48 135 38 43 226.011.500
A.Latar belakang
 Pelaksanaan Pelatihan Simulasi Untuk melaksanakan simulasi tanggap darurat diperlukan 3 (tiga) tahap yaitu: 1. Tahap persiapan meliputi membuat jadwal renana pelaksanaan, sosialisasi protap kesiapsiagaan tanggap darurat bangunan gedung tentang tindakan yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat pada bangunan gedung pada umumnya untuk penghuni bangunan, dan khsususnya darurat tidakan yang harus dilakukan disesuaikan dengan tugas & tanggung-jawabnya bagi Tim yang termasuk dalam organisasi tanggap darurat. 2. Tahap pra-pelaksanaan simulasi meliputi sosialisasi skenario keseluruh anggota tim organisasi darurat, pengujian semua peralatan yang akan digunakan dalam simulasi dan melaksanakan gladi simulasi termasuk koordinasi dengan pihak luar perkantoran jika diperlukan. 3. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan dan ealuasi hasil pelaksanaan

B. Tujuan  Pedoman
Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran ini merupakan acuan bagi pengelola gedung perkantoran dan pemilik gedung perkantoran dalam menghadapi keadaan darurat.
C. Sasaran
a. Majikan/pengusaha/pemilik gedung perkantoran b. Pengelola tempatkerjadigedungperkantoran. tempat kerja di gedung perkantoran. Pegawai/karyawan/pekerja di gedung perkantoran
D. Manfaat
Dengan adanya pedoman ini maka diharapkan dapat mengurangi dampak akibat kegawatdaruratan.
E.  Ruang Lingkup
Buku pedoman ini menjelaskan mengenai :
a. Tahapan penyusunan Protap Tanggap Darurat Gedung Perkantoran
b. Pengorganisasian yang berisi tentang manajemen keadaan darurat, organisasi keadaan darurat dan tanggung jawab personil terkait dalam keadaan darurat, komunikasi darurat dan sarana/prasarana darurat
c. Prosedur tanggap darurat yang memberikan gambaran tentang penanganan keadaan darurat dari berbagai tipedarurat seperti kebakaran, ledakan, ancaman bom, banjir, medis, gempa, huru-hara, terjebak lift
d. Pelaksanaan simulasi darurat dan ecaluasinya Buku ini tidak membahas lebih dalam tentang saat kejadian bencana, paska bencana dan tentang bencana nuklir, biologi dan kimia.
F. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan rencana keadaan darurat ini adalah :
1. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang No.18 tahun1999tentangJasa tahun1999tentangJasa 1999 tentang Jasa Konstruksi.
3. Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Undang-undang No.28 tahun2003tentangBangunan tahun2003tentangBangunan 2003 tentang Bangunan Gedung.
 5. Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Benana.
 6. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Peraturan Pemerintah No.28, 29, 30 tahun 2000 tentang Juklak Jasa Konstruksi.
8. Peraturan Pemerintah No.36 tahun2005tentang tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Bangunan Gedung.
9. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
G. Pengertian
1. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukan baik sebagian maupun seluruhnya berada di atas atau dalam tanah dan atau air.
2. Bangunan Gedung Perkantoran adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatan perkantoran.
3. Darurat adalah suatu keadaan tidak normal/tidak diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/kegiatan yang  cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/harta-benda atau merusak lingkungan sekitarnya.
4. Tanggap Darurat adalah tindakan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dalam menghadapi keadaan darurat.
5. Risiko adalah prakiraan kerugian-kerugian yang ditimbulkan yang disebabkan oleh adanya bahaya.
6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
7. Manajemen penanggulangan keadaan darurat bangunan gedung adalah bagian dari “Manajemen Bangunan” untuk mengupayakan kesiapsiagaan pengelola terhadap kegiatan penanggulangan keadaan darurat yang terjadi pada bangunan gedung.
8. Kesiapsiagaan pada bangunan gedung adalah akticitasakticitas yang dirancang untuk meminimalisir kerugian dan kerusakan, mengorganisir pemindahan penghuni gedung dari lokasi yang terancam ke tempat yang aman dan menyelamatkan properti secara efektif.
9. Perencanaan kesiapsiagaan tanggap darurat bangunan gedung adalah kesiapan pengelola bangunan dalam mengantisipasi keadaan darurat dalam satu bangunan di mana tiap bangunan akan berbeda bentuk rencana kesiapsiagaanya sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Perencanaan mencakup ketentuanketentuan tentang prosedur penanggulangan keadaan darurat meliputi tindakan yang harus dilakukan serta siapa-siapa yang harus melakukannya serta sarana dan peralatan darurat yang digunakan.
10. Prosedur Tetap (Protap) Tanggap Darurat adalah tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber daya


















Pengorganisasian Keadaan Darurat
Manajemen darurat adalah proses dari penyiapan, penanggulangan dan pemulihan dari setiap kejadian yang tidak direncanakan yang memberikan dampak negatif terhadap kegiatan perkantoran. Secara garis besar manajemen darurat adalah bagaimana mengatasi kerentanan dalam keadaan darurat dimana manajemen keadaan darurat dapat berjalan dengan baik jika memenuhi paling tidak tiga pokok penting, yaitu pertama adanya tujuan yang ingin dicapai dalam keadaan darurat; kedua tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan organisasi tanggap darurat; ketiga, kegiatan-kegiatan organisasi harus dilakukan pembinaan dan diecaluasi. Untuk melaksanakan kegiatan dan aktifitas manajemen darurat secara berkelanjutan diperlukan perencanaan, pengorganisasian termasuk pengisian staff, koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam kaitan dengan perencanaan telah dibahas pada Bab II. Dalam pengorganisasian keadaan darurat, selain organisasi darurat dan pengisian staff, masih diperlukan sarana pendukung lainnya seperti komunikasi, sarana/prasarana dan transportasi darurat dan yang tidak paling pentingnya adalah dukungan top manajemen.
A.  Dukungan Top Manajemen 
Dukungan top manajemen merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan kesiapan manajemen darurat. Dukungan yang diperlukan berupa :
1. Komitmen Komitmenadalahtekadataukesanggupandaripimpinan Komitmen adalah tekad atau kesanggupan dari pimpinan puncak yang dituangkan secara tertulis dengan singkat biasanya berisi kebijakan dan sasaran manajemen puncak di bidang kesiapsiagaan tanggap darurat. Komitmen Komitmen ini selanjutnya yang akan dipakai sebagai landasan operasional eselon dibawahnya.
2. Personil Untuk melaksanakan program-program penanggulangan keadaan darurat tentunya diperlakukan personil yang mempunyai wawasan dalam penanganan keadaan darurat. TopmanajemendapatmengupayakanpersonilTop manajemen dapat mengupayakan personilpersonil tersebut sekaligus dengan pola tugas dan tanggung jawab.
3. D a n a Untuk melakukan berbagai kegiatan kesiapsiagaan Untuk melakukan berbagai kegiatan kesiapsiagaan tanggap darurat diperlukan dana seperti pembinaan terhadap personil seperti pelatihan peningkatan kemampuan personil tanggap darurat dan sosialisasi pemahaman tanggap darurat bagi penghuni gedung, penyediaan serta biaya perawatan secara berkala sarana/ prasarana, pelaksanaan gladi simulasi secara berkala. Dukungan dana yang proporsional dan rasional sesuai dengan jenis program penanggulangan keadaan darurat sangat diperlukan, agar program penanggulangan keadaan darurat dapat berjalan dengan baik.
4. Partisipasi Partisipasi ini didasarkan pada perbedaan tugas dan tanggung jawab diantara tingkat jenjang jabatan. Keterlibatan top manajemen seara aktif diikuti oleh eselon-eselon dibawahnya akan memberikan dampak positif pada semua kegiatan kesiapsiagaan tanggap darurat.  Partisipasi aktif top manajemen diharapkan akan dapat memberikan perubahan-perubahan fundamental dalam perilaku menghadapi keadaan darurat, bagi semua karyawan yang menghuni bangunan gedung perkantoran. Perubahan perilaku memerlukan waktu, dengan komitmen yang kuat dari top manajemen akan menjadi katalisator yang positif terhadap perubahan perilaku.

B.  Organisasi Darurat
 Organisasi darurat adalah pegelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan teriptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil dalam menapai tujuan yang berkaitan dengan kedaruratan.  Sesuai dengan tujuan keadaan darurat maka organisasi darurat hanya berfungsi dan melaksanakan kegiatan pada keadaan darurat saja, sehingga dalam penyusunan dan penetapan organisasi darurat harus selalu mengau dengan organisasi pelaksana kegiatan normal (rutin) yang ada pada bangunan. Dengan demikian penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada harus disesuaikan dengan organisasi dalam keadaan normal termasuk sertakedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.  Organisasi sebagai wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi maka juga diperlukan penempatan tenaga pelaksana untuk memaksimalkan daya guna kepada organisasi. Pemanfaatan seara maksimal personil yang tersedia pada bangunan gedung dimungkinkan jika personil yang melaksanakan penanggulangan keadaan darurat mempunyai kompetensi dalam menapai tujuan organisasi darurat yaitu mengendalikan upaya pengeakuasian penghuni gedung pada saat terjadi keadaan darurat, penyelamatan manusia dan aset pada keadaan darurat dan pasa keadaan darurat.  Sesuai dengan tujuan kesiapsiagaan darurat, organisasi keadaan darurat pada bangunan gedung perkantoran sebaiknya terdiri dari unsur pengelola bangunan dan penghuni bangunan dengan tugas pokoknya adalah mengembangkan potensi anggota tim tanggap darurat dan menyelenggarakan pembinaan terhadap penghuni gedung dalam kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat, dan tanggung jawabnya adalah terlaksananya pengeakuasian, upaya penyelamatan orang yang sedang berada dalam gedung dari tempat benana ke tempat aman yang telah ditentukan dan upaya penyelamatan aset gedung perkantoran seperti penyelamatan dokumen, pemadaman kebakaran tingkat awal sampai api besar dll. Unit organisasi darurat bangunan gedung perkantoran dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
1.      Pengelola Gedung terdiri dari :
 •    Kelompok Keamanan : Regu Pamadam Api, Regu Medis, Regu Penyelamat, Regu Pemandu Instansi Terkait, Regu Pengaman, Regu Pengaturan Parkir.
•     KelompokTeknisi : Operator Ruang Monitor dan Komunikasi, Operator Lift, Operator Listrik dan Genset, Operator AC dan Ventilasi dan Operator Pompa Pemadam dan Tanki Air. 2. Penghuni bangunan tetap terbagi atas perlantai untuk gedung dengan konstruksi ertikal atau zona untuk gedung dengan konstruksi horizontal : Regu Eakuasi, Regu Penyelamat Dokumen dan Regu Pemadam Lantai/ Zona.  Contoh organigram dari organisasi tanggap darurat dan personalia yang ditunjuk dalam organisasi adalah sebagai berikut :

Susunan organisasi di atas hanya berfungsi pada jam kerja dan untuk di luar jam kerja maka kelompok penghuni bangunan tidak ada sehingga yang berfungsi adalah kelompok keamanan dan teknisi/operator teknis jaga. Karena keadan darurat bersifat tiba-tiba dan tanggapan harus secepat mungkin, maka kordinator keadaan darurat dan para koordinator lainya harus mempunyai kemampuan dalam :
•     Petunjuk dan pengarahan yaitu memberikan perintahperintah atau instruksi secara cepat kepada bawahandalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan benar dan tertuju pada tujuan darurat. Instruksi cepat dalam pelaksanaan keadaan darurat selain berfungsi untuk perintah pelaksanaan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh juga berfungsi mengkoordinasi kegiatan agar efektif tertuju pada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. •     Memimpin yaitu kemampuan memberikan perintah sehingga bawahannya segera bertindak yang meliputi pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi, memberi semangat dan mendorong kepada bawahan agar segera mengambil tindakan darurat. •            Koordinasi yaitu agar semua pelaksanaan pekerjaan terhubungkan, menyatu dan selaras untuk memperkecil kekacauan, kepanikan dan kekosongan. Koordinasi dapat berjalan dengan baik jika semua instruksi diberikan secara jelas dan penerima instruksi memahami dan bisa melaksanakan dengan benar.
 Uraian Tugas Organisasi Tanggap Darurat 
1.     Uraian Tugas Secara Umum
Uraian tugas organisasi tanggap darurat secara umum adalah berikut : a. Memahami sepenuhnya tata letak bangunan, baik mengenai daerah perkantoran yang menjadi tanggung jawabnya maupun mengenai bangunan gedung secara keseluruhannya terutama mengenai jalan-jalan keluar untuk menyelamatkan diri. b. Memahami dan mengetahui sarana darurat yang terdapat di dalam gedung, mengetahui dimana lokasi masing-masing, bagaimana cara bekerjanya, bagaimana memanfaatkannya dan menggunakannya sesuai dengan perannya masing-masing. . Memahami sepenuhnya tentang prosedur yang harus diikuti pada waktu terjadi keadaan darurat dan bila terjadi haruslah diperoleh kepastian bahwa prosedur tersebut akan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh mereka yang diserahi tanggung jawab. d. Memelihara daftar yang terakhir tentang personil di bawah tanggung jawabnya.
2. Uraian Tugas Koordinator Keadaan Darurat
 a. Memimpin operasi penanggulangan keadaan darurat;
b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil termasuk penghuni gedung;.
c.Memberikan instruksi dan dalam setiap tindakan darurat;
d. Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait seperti Dinas Kebakaran, PLN, Polisi, BMG dan lainlain;
e. Melaporkan status keadaan darurat kepada unsur Pimpinan Manajemen.
3.     UraiantugasKelompokKeamanan
Uraian tugas Kelompok Keamanan
a.       Koordinator Keamanan
Memimpin operasi penanggulangan keadaan darurat yang terkait dengan operasi pemadaman dan pengamanan;
•           Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil dibawah koordinasinya;
•           Minta bantuan dari luar seperti Dinas Pemadam Kebàkaran, Ambulans dan tenaga medis dari rumah sakit terdekat, POLRI terdekat untuk pengamanan area;
•           Mendampingi/membantu tugas instansi terkait (Dinas Pemadam Kebakaran, Kepolisian) yang telah tiba dilokasi;
•           Melaporkan status pelaksanaan tugas darurat sesuai dengan tanggung jawabnya ke Koordinator Keadaan darurat.
b. Regu Pemadaman Kebakaran
•           Melaksanakan pemadaman tingkat lanjut diseluruh area gedung;
•           Melokalisasi area yang terbakar sampai bantuan dari Dinas Kebakaran tiba;
•           Memandu Petugas Dinas Kebakaran menuju Lokasi kejadian.
c. Regu Pengaman
•           Menangani urusan keamanan dalam bangunan maupun lingkungannya saat penanggulangan darurat berlangsung;
 •          Melaksanakan pengawasan area dan mencegah orang yang dicurigai menggunakan kesempatan melakukan kejahatan;
•           Menangkap orang yang jelas-jelas telah melakukan kejahatan dan membawanya ke POSKO;
•           Bersama tim ecakuasi memeriksa ruangan dan memastikan benar-benar bahwa semua personil telah keluar dengan aman dan mengunci pintu. Tim ini adalah tim yang terakhir meninggalkan lantai.
d. Regu Parkir
•           Mengatur perparkiran saat penanggulangan keadaan darurat termasuk pengaturan jalur dan rambu-rambu;
•           Mengatur arus mobil masuk dan keluar termasuk mobil unit Dinas Kebakaran dan Mobil Kepolisian;
•           Mengantarkan Dinas Pemadam ke Posko;
•           Bekerjasama dengan Tim Pengaman dan Kepolisian dalam masalah parkir.
e. Regu Medis
•           Memberikan pertolongan kepada korban (sakit dan cedera) di dalam dan luar gedung;
•           Berusaha memanggil ambulans dan mengatur penggunaannya;
•           Mengatur pengiriman orang sakit, cedera ke Rumah Sakit terdekat dengan menggunakan sarana yang memadai (ambulans);
•           Membantu dan memandu menempatkan orangorang yang sedang sakit menuju ke tempat aman yang terdekat;
•           Melaporkan ke Koordinator Keamanan dalam hal bantuan medis dan jumlah orang yang mengalami kecelakaan.


C.   Komunikasi Darurat 
Komunikasi adalah kunci utama dalam pengiriman berita darurat secara cepat. Koordinasi dan kerjasama tim tanggap darurat tidak akan berjalan dengan baik tanpa tersedianya sarana komunikasi darurat. Penghuni di dalam maupun diluar bangunan juga tidak akan mendengar informasi berita maupun instruksi darurat jika tidak tersedia sarana yang memadai.  Sarana Komunikasi darurat yang diperlukan adalah : Sarana Komunikasi darurat yang diperlukan adalah :
1.      Panggilan terbatas Panggilan yang ditujukan kepada Personil tanggap darurat petugas saja, dengan berbagai metoda yaitu :
•           Telpon biasa. Panggilan tersebut melalui telepon yang terpasang ditempat petugas yang termasuk didalam organisasi keadaan darurat tersebut.
•           Handy talki Tanda panggilan dari pesawat HT pada frekwensi tertentu yang dibawa oleh petugas.
2.      Panggilan umum Untuk pemberian informasi darurat ke semua penghuni bangunan baik dalam gedung maupun, media yang bisa digunakan sistem alarm atau tanda bahaya. maka diperlukan tanda bahaya umum tersebut dibunyikan dan dilanjutkan pemberitahuan tentang kondisi darurat kepada semua penghuni gedung.
•           Komunikasi internal dalam bangunan dimana suara akan terdengar ke seluruh bagian dalam bangunan (paging system).
•           Komunikasi eksternal diluar gedung seperti car call, dimana semua penghuni bangunan yang berada diluar bangunan akan mendengar informasi keadaan darurat.  Untuk komunikasi darurat ke penghuni perlu ada teks informasi atau pengumuman keadaan darurat yang baku dan tertulis. Informasi ini dapat dibacakan oleh operator melalui sarana komunikasi internal (paging line atau car call) atau direkam lebih dulu melalui kaset.  Sebagaicontohberikutadalahteksinformasipadaberbagai Sebagai contoh berikut adalah teks informasi pada berbagai keadaan yaitu : 
TEKS   1          :           Saat      sinyal   alarm   aktif “Perhatian, perhatian. Alarmkebakarantelahaktif,penyebab Alarm kebakaran telah aktif, penyebab alarm masih belum diketahui. Harap tenang dan menunggu instruksi lebih lanjut. Terima kasih” (umumkan dua kali) Pengertian : sinyal alarm aktif adalah sinyal alarm bekerja berupa suara bel atau nyala lampu karena adanya indikasi adanya asap/panas atau gangguan instalasi alarm.
TEKS   2          :           Jika      sinyal   alarm   palsu    “Perhatian, perhatian. Kamitelahmenemukanpenyebab Kami telah menemukan penyebab alarm berbunyi dan ternyata oleh gangguan teknis. Kinisituasi Kini situasi telah kembali normal. Kami mohon maaf untuk gangguan ini. Terimakasih.



D.  Sarana/Prasarana Darurat 
Sarana/prasarana darurat sangat diperlukan untuk Sarana/prasarana darurat sangat diperlukan untuk penyelamatan penghuni bangunan dan asset gedung perkantoran, yaitu :  Prasarana yang dibutuhkan adalah Prasarana yang dibutuhkan adalah :
1.   Sarana jalan keluar bagi penghuni bangunan, dan untuk gedung bertingkat berupa tangga darurat dan dilengkapi dengan pintu tahan api dan asap yang memenuhi persyaratan peraturan perundangan atau standar nasional, dan dilengkapi dengan petunjuk arah dan lampu darurat.
2.   Sarana Jalur masuk mobil pemadam kebakaran/ambulans gawat darurat, agar bebas hambatan dari portal, polisi tidur.
3.   Lapis perkerasan, khusus untuk mobil tangga kebakaran diperlukan lapis perkerasan untuk daerah tempat berhentinya mobil pemadam kebakaran, diberi perkerasan khusus sehingga mampu menahan beban statis mobil. Tempat-tempat dimana jack (kaki penahan) mobil bertumpu dirancang khusus sehingga mampu menahan jack belakang (maks 15 ton), jack depan (maks 17,34 ton) dan jack samping (maks 10 ton). Bila halaman bangunan terbatas, maka jalan lingkungan di sekitar bangunan dapat dipakai sebagai lapis perkerasan.
4.   Area Berkumpul atau Titik berkumpul.
5.   Poskotis (Pos Komando Taktis) Kebakaran, bila tidak ada minimal dapat menggunakan pos satpam dan yang terpenting tersedianya gambar denah tiap lantai bangunan yang dilengkapi dengan letak perlengkapan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, jalur ecakuasi, posisi dan fungsi lift, dsb. Jugaapakahmenggunakan Juga apakah menggunakan fire lift atau tidak. Sarana yang dibutuhkan :
1.         Hidran halaman, peralatan penyemprot air di halaman yang dapat disambungkan dengan pompa mobil pemadam kebakaran.
2.         Hidran gedung (hose reel), peralatan penyemprot air dalam bangunan gedung bila terjadi kebakaran tahap awal dan sebelum membesar.
3.         Air yang cukup minimal untuk pemadaman 30 menit.
4.         APAR (alat pemadam api ringan), pemadam api tabung yang bisa dibawa/ diangkat dengan tangan.
5.         Sistem alarm yang terdiri dari panel dan peralatan pendek fire alarm manual, Biasanya ditempatkan pada dinding bangunan dan diberi penutup kaca. Bila terjadi kebakaran pecahkan kaca penutup, kemudian tarik handel maka alarm segera berbunyi.
6.         Detektor, akan membunyikan alarm jika terkena kebakaran.
7. Blower bertekanan untuk tangga darurat.

E.   Tranportasi Darurat  
Transporatasi yang terkait dengan penanggulangan keadaan darurat adalah sarana tranportasi :
1.   Korban keelakaan untuk segera dibawa ke Rumah Sakit seperti kendaraan Mobil Ambulans.
2.   Kendaraan adangan ketika dibutuhkan dalam keadaan darurat.



Penutup
Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di gedung perkantoran merupakan salah satu upaya pengembangan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perkantoran. Dalam implementasi manajemen kesiapsiagaan tanggap darurat secara secara berkesinambungan maka diperlukan sekali tahapan perencanaan, pengorganisasian termasuk pengisian staff, koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian. Selain itu masih diperlukan sarana pendukung lainnya seperti komunikasi, sarana/prasarana dan transportasi darurat, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan Top Manajemen baik berupa komitmen, personil, dana dan partisipasi, yang mana secara keseluruhan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan kesiapan manajemen darurat. Selain itu untuk terselenggaranya kegiatan ini maka diperlukan juga dukungan semua pihak yang terlibat, baik para personil pengelola gedung, penghuni maupun pihak terkait lainnya dalam upaya pengembangan kegiatan K3 perkantoran di masa mendatang.