SOAL-SOAL K3
(KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
1.
Jelaskan
hakekat dan pengertian kesehatan dan keselamatan kerja (k3) !
Jawab: kesehatan kerja adalah spesialisasi
dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan –gangguan kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Keselamatan kerja sama dengan
Hygiene Perusahaan.
Kesehatan kerja memiliki sifat
sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
Keselamatan kerja adalah
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan
Keselamatan kerja memiliki sifat
sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan
kerja
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan
Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan
dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
2.
Jelaskan tujuan k3
Jawab: Tujuan umum
dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Tujuan hyperkes dapat dirinci
sebagai berikut:
a. Agar tenaga kerja dan setiap
orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi
dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
3. jelaskan
sebab-sebab terjadinya kecelakaan dalam bekerja !
Jawab: 1. Faktor
manusia
Kecelakaan kerja yang disebabkan
oleh kesalahan manusia diantaranya:
a. Ketidaktahuan
Dalam menjalankan mesin-mesin
dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup oleh teknisi.Apabila
tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja. Pengetahuan dari operator
dalam menjalankan peralatan kerja, memahami karakter dari masing-masing mesin
dan sebagainya, menjadi hal yang sangat penting, mengingat apabila hal tersebut
asal-asalan, maka akan membahayakan peralatan dan manusia itu sendiri.
b. Kemampuan yang kurang
Tingkat pendidikan teknisi
otomotif sangat dibutuhkan untuk proses produksi dan proses maintenance atau
perawatan. Orang yang memiliki kemampuan tinggi biasanya akan bekerja dengan
lebih baik serta memperhatikan faktor keslamatan kerja pada pekerjannya. Oleh
sebab itu, untuk selalu mengasah kemampuan akan menjadi lebih baik.
c. Ketrampilan yang kurang
Setelah kemampuan pengetahuan
teknisi baik, maka diperlukan latihan secara terus-menerus.Hal ini untuk lebih
selalu mengembangkan ketrampilan gunasemakin meminimalkan kesalahan dalam
bekerja dan mengurangi angka kecelakaan kerja.Di dunia keteknikan, kegiatan
latihan ini sering disebut dengan training.
d. Konsentrasi yang kurang Dalam
melaksanakan pekerjaan dituntut konsentrasi tinggi.
Mesin-mesin yang beroperasi,
berputar, atau bergerak tidak memiliki toleransi apabila kita salah dalam
mengoperasikan atau menjalankan mesin tersebut.Banyak sekali hal yang dapat
menyebabkan hilangnya konsentrasi manusia, seperti masalah pribadi atau keluarga,
tekanan ekonomi, maupun faktor-faktor yang datangnya dari lingkungan seperti
kondisi ruangan yang panas, atau terlalu dingin, suara yang berisik, mesin yang
bising dan lain sebagainya.Oleh karena itu, faktor psikologis manusia dan
lingkungan harus dikondisikan agar manusia nyaman dalam bekerja sehingga
mengurangi angka kecelakaan kerja.
e. Bermain-main
Karakter seseorang yang suka
bermain-main dalam bekerja, bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya angka
kecelakaan kerja. Demikian juga dalam bekerja sering tergesa-gesa dan sembrono
juga bisa menyebabkan kecelakaan kerja.Oleh karena itu, dalam setiap melakukan
pekerjaan sebaiknya dilaksanakan dengan cermat, teliti, dan hati-hati agar
keselamatan kerja selalu bisa terwujud.Terlebih lagi untuk pekerjaan yang
menuntut adanya ketelitian, kesabaran dan kecermatan, tidak bisa dilaksanakan
dengan berkerja sambil bermain.
f. Bekerja tanpa peralatan
keselamatan
Pekerjaan tertentu, mengharuskan
pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja.Peralatan keselamatan kerja
dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan
yang baru dilaksanakan.Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat
peralatan keselamatan yang nyaman dan aman ketika digunakan.Perlatan
keselamatan tersebut diantaranya pakaian kerja (wearpack), helm pengaman,
kacamata, kacamata las, sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu,
penutup telinga dari kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan
sebaginya.Terkadang orang yang sudah merasa mahir justru tidak menggunakan
peralatan keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las. Hal
ini sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu
menggunakan peralatan keselamatan kerja untuk menjaga
kualitas pekerjaan yang terbaik
serta keselamatan dan kesehatan dirinya selama bekerja.
g. Mengambil resiko yang tidak
tepat
Karena tidak mau repot dalam
bekerja, orang kadang melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan tindakan yang
selamat. Sebagai contoh, pekerja malas mengambil topeng las di rak keselamatan
kerja, langsung mengelas tanpa pelindung mata. Tanpa di duga, ada percikan api
las yang mengenai mata. Setelah dilakukan pengobatan, ternyata besarnya biaya
pengobatan tidak sebanding dengan beberapa detik mengambil peralatan
keselamatan kerja.Demikian juga dengan mesin, sudah tahu bahwa oli sudah
waktunya diganti, karena hanya menyisakan pekerjaan sedikit saja, oli mesin
tidak diganti. Ternyata dengan kualitas oli yang jelek, justru mesin menjadi
panas (overheating) dan harus turun mesin,dengan biaya yang jauh lebih tinggi,
ditambah tetap harus mengganti oli.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga andil
dalam terjadinya kecelakaan kerja.
a. Tempat kerja yang tidak layak
Tempat kerja harus memenuhi
syarat-syarat keselamatan kerja, seperti ukuran ruangan tempat kerja,
penerangan, ventilasi udara, suhu tempat kerja, lantai dan kebersihan luangan,
kelistrikan ruang, pewarnaan, gudang dan lain sebagainya.Jika tempat kerja
tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka kecelakaan kerja sangat
mungkin terjadi.
b. Kondisi peralatan yang
berbahaya
Mesin-mesin dan peralatan kerja
pada dasarnya mengandung bahaya dan menjadi sumber terjadinya kecelakaan
kerja. Misalnya karena mesin atau peralatan yang berputar, bergerak, bergesekan,
bergerak bolak-balik, belt atau sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak,
transmisi serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, mesin dan perlatan yang
potensial menyebabkan kecelakaan kerja harus diberi pelindung agar tidak
membahayakan operator atau ,manusia.
c. Bahan-bahan dan peralatan
yang bergerak
Pemindahan barang-barang yang
berat atau yang berbahaya (mudah meledak, pelumas, dan lainnya) dari satu
tempat ke tempat yang lain sangat memungkinkan terjadi kecelakaan kerja. Untuk
menghindari kecelakaan kerja tersebut, perlu dilakukan pemikiran dan
perhitungan yang matang, baik metode memindahkannya, alat yang digunakan, jalur
yang akan di lalui, siapa yang bisa memindahkan dan lain sebagainya. Untuk
bahan dan peralatan yang berat diperlukan alat bantu seperti forklift. Orang
yang akan mengoperasikan alat bantu ini harus mengerti benar cara menggunakan
forklift, karena jika tidak, kemungkinan akan timbul kesalahan dan
mengancam keselamatan lingkungan maupun tenaga kerja lainnya.
d. Transportasi
Kecelakaan kerja yang
diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga cukup banyak. Dari
penggunaan alat yang tidak tepat (asal-asalan), beban yang berlebihan
(overloading), jalan yang tidak baik (turunan, gelombang, licin, sempit),
kecepatan kendaraan yang berlebihan, penempatan beban yang tidak baik, semuanya
bisa berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja.
Upaya untuk mengatasi hal
tersebut di atas, diantaranyaadalah memastikan jenis transportasi yang tepat
dan aman, melaksanakan operasi sesuai dengan standart operational procedure
(SOP), jalan yang cukup, penambahan tanda-tanda keselamatan, pembatasan
kecepatan, jalur khusus untuk transportasi (misal dengan warna cat) dan lain
sebagainya.
4.
Apasajakah sistematika pertolongan pertama yang
dilakakukan ?jelaskan !
jawab: 1.
Jangan Panik
o Berlakulah
cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban
yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi
masih mungkin untuk ditolong.
Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya.
o Pentingnya
menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan
ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong
dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan
perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan
secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
o Bila
pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
o 4.Pendarahan.
o Pendarahan
yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3 sampai 5
menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat
pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat
pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu.
Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari
bagian tubuh.
Perhatikan tanda-tanda shock.
o Korban-korban
ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang
lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan
telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara
ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak
muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami
cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam
posisi setengah duduk.
Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
o Korban
tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan
keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak
diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang
patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap
terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh
kotoran atau muntahan.
Segera transportasikan korban ke sentral
pengobatan.
o Setelah
dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral
pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama
hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan
keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang
berkompeten.
5.
Bagimanakah proses terjaadinya api berdasarkan
konsep segitiga api?jelaskan cara memadamkan api !
Jawab: Api adalah suatu reaksi berantai yang berjalan
sangat cepat, seimbang, dan kontinyu antara tiga bahan pembentuk
api, yaitu Bahan Bakar, Energi Panas, dan Oksigen. Api
dan tiga elemen pembentuknya itu sering digambarkan berupa Segitiga Api (
Fire Triangle ). Fire Triangle adalah suatu Segitiga Sama Sisi, di
mana sisi-sisinya diberi nama masing-masing elemen pembentuk api : Bahan
Bakar ( Fuel ), Energi Panas ( Heat ), dan Oksigen ( Oxygen ).
Cara
Penguraian
Metoda pemadaman kebakaran
dengan cara penguraian dilakukan dengan cara memisahkan, menyingkirkan,
atau menjauhkan bahan-bahan ataupun benda-benda yang mudah terbakar.
Contohnya, misalnya terjadi kebakaran di gudang tekstil, maka agar
kebakaran tidak meluas, tumpukan tekstil yang terdekat dengan arah
menjalarnya api harus dibongkar dan disingkirkan / dijauhkan.
Tindakan tersebut biasa dilakukan berbarengan dengan Cara Pendinginan,
yaitu penyemprotan dengan air.
Cara penguraian ini biasa
dilakukan dalam upaya pemadaman kebakaran di kota-kota, khususnya
pemadaman kebakaran di pemukiman padat bangunan atau pemadaman kebakaran di
pasar-pasar. Disamping melakukan pemadaman dengan pendinginan yaitu
penyemprotan air, maka sebagian bangunan rumah atau kios terdekat dengan
arah menjalarnya api, dirusak atau dirobohkan. Tujuannya agar api
kebakaran tidak menjalar lebih jauh ke bangunan-bangunan lainnya di pemukiman
yang padat itu.
Cara penguraian juga biasa
dilakukan untuk pemadaman kebakaran hutan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan arah angin, karena api kebakaran akan menjalar searah dengan
arah angin. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan cara merobohkan
pohon-pohon, semak-semak atau alang-alang di area arah menjalarnya
api. Dengan cara tersebut api kebakaran hutan dapat dikendalikan.
Api akan padam atau berhenti menjalar karena tidak ada lagi bahan bakarnya.
Cara Pendinginan
Metoda pemadaman kebakaran
dengan cara pendinginan dilakukan dengan penyemprotan air ke arah sumber
api. Alat yang digunakan adalah pompa-pompa air, slang dan alat
penyemprotnya atau nozzle. Alat penyemprot air bermacam-macam
jenisnya, dan ada yang dilengkapi dengan alat pengaturan untuk
menghasilkan pancaran air yang lurus atau pancaran air yang menyebar.
Pancaran air yang lurus
digunakan bila sumber api kebakaran terlihat dengan jelas, misalnya
bagian rumah yang terbakar yang berupa kayu atau bahan lain. Sedangkan
pancaran air yang menyebar digunakan bila sumber api kebakaran tidak diketahui
dengan jelas karena tertutup asap tebal. Pancaran menyebar dimaksudkan
untuk pendinginan atau untuk mengurangi kadar panas agar api tidak menjalar (
mengurung sumber api kebakaran ).
Cara Isolasi
Metoda pemadaman kebakaran
dengan Cara Isolasi bertujuan untuk mengurangi kadar oksigen di lokasi sumber
api, atau mencegah agar api tidak bereaksi dengan oksigen yang ada di
udara bebas.
Contoh-contohnya antara lain
menutup sumber api dengan karung atau handuk yang telah dibasahi air. Hal
ini dilakukan misalnya untuk pemadaman kompor yang menyala tidak
terkendali. Disamping itu bisa digunakan pasir atau tanah untuk menimbun
benda yang terbakar.
Metoda
isolasi ini banyak diterapkan untuk menciptakan alat-alat pemadam kebakaran
portable, misalnya pemadam api CO2, Busa, Bubuk Kimia Kering
( Dry Chemical Powder ).
Reaksi antara ke tiga elemen tersebut hanya akan
menghasilkan suatu nyala api apabila kadar elemen-elemennya seimbang.
Bila salah satu elemen kadarnya berkurang, maka nyala api akan padam
dengan sendirinya.